Melakukan Perbaikan Dan Atau Setting Ulang Koneksi Jaringan
Melakukan Perbaikan Dan Atau Setting Ulang Koneksi Jaringan
Mempersiapkan Perbaikan Konektifitas Jaringan pada PC yang Bermasalah
By: Feb Yudi Effendi BP 111012098
Persiapan untuk melakukan perbaikan
konektifitas jaringan pada komputer client yang bermasalah harus
terlebih dahulu mengetahui peralatan-peralatan yang akan digunakan dan
dibutuhkan dalam jaringan tersebut. Selain peralatan dalam proses
perbaikan konektifitas kita juga harus mengetahui jenis topologi
jaringan yang digunakan oleh komputer client tersebut. Hal ini dilakukan
agar dalam proses persiapan dan proses perbaikan kita tidak menggunakan
sistem trial and error yang berarti kita hanya mencoba-coba saja tanpa
mengetahui permasalahan yang dihadapi sebenarnya. Pada pembahasan
berikut akan membahas tentang persiapan perbaikan konektiftas pada
jaringan dengan topologi Bus dan Star. Alasan pembahasan hanya pada
jaringan dengan topologi Bus dan Star karena kedua jaringan paling bayak
digunakan.
1. Persiapan Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan Topologi Bus
Merupakan topologi fisik yang menggunakan
kabel Coaxial dengan menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm
pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua
ujungnya ditutup serta sepanjang kabel terdapat node-node.
Karakteristik topologi Bus adalah:
- merupakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
- Paling prevevalent karena sederhana dalam instalasi
- Signal merewati 2 arah dengan satu kabel kemungkinan terjadi
collision (tabrakan data atau tercampurnya data). - Permasalahan terbesar jika terjadi putus atau longgar pada salah
satu konektor maka seluruh jaringan akan berhenti - Topologi Bus adalah jalur transmisi dimana signal diterima dan
- dikirim pada setiap alat/device yang tersambung pada satu garis lurus (kabel), signal hanya akan ditangkap oleh alat yang dituju, sedangkan alat lainnya yang bukan tujuan akan mengabaikan signal tersebut/hanya akan dilewati signal.
a) Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah kartu jarinagn (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya pada PC terdapat dua jenis yakni PCI dan ISA.
b) Kabel dan konektor
Kabel yang digunakan untuk jaringan dengan topologi Bus adalah menggunakan kabel coaxial. Kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik dari cross talk ( disebabkan medan listrik dan fase signal) dan electical inteference (berasal dari petir, motor dan sistem radio) karena terdapat semacam pelindung logam/metal dalam kabel tersebut.
Jenis kabel coaxial diantaranya kabel TV (kabel Antena), thick coaxial dan thin coaxial kecepatan transfer rate data maximum 10 mbps.
Kabel Coaxial atau kabel RG-58 atau kabel 10base2 (ten base two) memiliki jangkauan antara 300 m dan dapat mencapai diatas 300m dengan menggunakan repeater. Untuk dapat digunakan sebagai kabel jaringan harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dengan diameter rata-rata berkisar 5 mm dan biasanya berwarna gelap.
Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah dengan menggunakan konektor BNC. Konektor BNC ada 3 jenis yakni:
- Konektor BNC Konektor BNC yang dipasangkan pada ujung-ujung kabel coaxial.
- TerminatorBNC Konektor BNC dipasangkan pada ujung-ujung Jaringan dengan Topologi Bus yang memiliki nilai hambatan 50 ohm.
- TBNC Adalah konektor yang dihubungkan ke kartu jaringan (LAN Card) dan ke Konektor BNC ataupun ke terminator untuk ujung jaringan.
Topologi Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan.
Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahkan untuk menambah, megurangi dan mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Panjang kabel tidak harus sesuai (matching). Kerugian terjadi pada panjang kabel yang dapat menyebabkan (loss effect) karena hukum konduksi, namun semua itu bisa diabaikan.
Karateristik topologi Star adalah:
- Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
- Mudah dikembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node.
- Keunggulan jika terjadi kerusakan pada salah satu node maka hanya pada node tersebut yang terganggu tanpa mengganggu jaringan lain
- Dapat digunakan kabel lower karena hanya menghandle satu traffic node dan biasanya menggunakan kabel UTP.
1. Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya untuk jaringan menggunakan topologi star menggunakan kartu jaringan jenis PCI.
2. Kabel dan Konektor
Kabel yang digunakan dalam Jaringan dengan topologi star adalah UTP (Unshielded Twisted Pair). Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain dengan tujuan mengurangi interferensi listrik yang terdapat dari dua, empat atau lebih pasang (umumnya yang dipakai dalam jaringan adalah 4 pasang / 8 kabel). UTP dapat mempunyai transfer rate 10 mbps sampai dengan 100 mbps tetapi mempunyai jarak pendek yaitu maximum 100m. Umumya di Indonesia warna kabel yang terlilit adalah (orangeputih orange), (hijau-putih hijau), (coklat-putih coklat) dan (biruputih biru).
Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi star dengan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yakni menggunakan konektor RJ 45 dan untuk mengepres kabel menggunakan tang khusus yakni Cramping tools.
Memperbaiki Konektifitas Jaringan pada PC
Perbaikan konektifitas merupakan tindakan
untuk memperbaiki atau menghubungkan komputer client dengan komputer
jaringan. Tindakan yang dilakukan adalah termasuk pemasangan dan
konfigurasi ulang perangkat yang diganti.
Pada pembahasan berikut akan membahas pada
perbaikan konektifitas pada jaringan dengan Topologi Bus dan Topologi
Star. Hal ini dilakukan untuk lebih memperdalam bahasan sesuai dengan
kegiatan belajar yang pertama.
Tindakan perbaikan konektifitas jaringan melalui beberapa tahap yakni:
Tindakan perbaikan konektifitas jaringan melalui beberapa tahap yakni:
1) Pemasangan Kartu Jaringan (LAN Card) pada Motherboard
Pemasangan Kartu jaringan pada motherboar
disesuaikan dengan kartu jaringan yang dimiliki apakah menggunakan model
ISA atau PCI. Kartu jaringan model ISA tidak dapat dipasangkan pada
slot PCI dan sebaliknya. Jadi pemasangan kartu jaringan harus sesuai
dengan slot ekspansinya. Karena ukuran slot ekspansi yang tidak sama
maka mempermudah dalam pemasangan sehingga tidak mungkin tertukar.
Pemasangan kartu jaringan dapat dilakukan pada slot manapun selama slot
tersebut tidak dipakai oleh komponen lain atau masih kosong. Karena
apabila anda memindah komponen yang sudah ada maka saat menghidupkan
komputer windows akan mendeteksi ulang pada seluruh komponen sehingga
akan melakukan inisialisasi ulang ini terjadi pada windows 98, Windows
2000 dan windows XP.
2) Pemasangan Kabel pada Konektor
- Pemasangan Kabel Coaxial dan Konektor BNC
Pemasangan Kabel Coaxial dan konektor BNC harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai terjadi short atau hubung singkat karena dapat menyebabkan kabel yang kita buat membuat sistem jaringan menjadi down. Pengecekan apakah kabel tersebut dalam kondisi yang baik atau tidak putus ditengah juga harus dilakukan karena ini juga sebagai antisipasi supaya tidak terjadi kegagalan konektifitas. Pengecekan dapat dilakukan dengan multimeter pada kedua ujung apakah ada short atau putus tidak. Jika tidak ada maka dapat dilakukan penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC. Setelah selesai penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC harus di cek lagi apakah ada short atau putus dalam kabel tersebut dengan menggunkan multimeter. - Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45
Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45 untuk jaringan susunan kabel harus dilakukan standarisasi dengan tujuan untuk mempermudah dalam penambahan jaringan baru tanpa harus melihat susunan yang dipakai jika telah menggunakan standarisasi pengurutan kabel UTP ke konektor RJ 45.
1. Kabel Lurus (Straight Cable)
Kabel lurus (Straight Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya adalah sama. Kabel lurus (Straight Cable) digunakan untuk menghubungkan antar workstation (Client) dengan Hub/Switch.
2. Kabel Silang (Crossover Cable)
Kabel Silang (Crossover Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya saling disilangkan antar pengiriman (Transmiter) data dan penerima (Resiver) data. Kabel pengiriman data ujung satu akan diterima oleh penerima data pada ujung kedua begitupula sebaliknya penerima data satu merupakan pengirim data ujung kedua. Kabel Silang (Crossover Cable) digunakan untuk menghubungkan Hub/Switch dengan Hub/Switch atau antar dua komputer tanpa menggunakan hub.
3) Pemasangan Konektor pada sistem Jaringan
- Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus
Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus yang menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node. - Pemasangan Kabel UTP dengan Konektor RJ 45 pada Jaringan dengan Topologi Star
Pemasangan Kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahankan untuk menambah, megurangi atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada.
Apabila secara hardware semua telah terpasang dengan baik maka langkah selanjutnya adalah konfigurasi secara software yang dapat dilakukan dengan cara:
a) Penginstallan Driver Kartu Jaringan (LAN Card)
Penginstalan driver dilakukan apabila kartu jaringan belum terdeteksi dikarenakan tidak suport Plug and Play (PnP). Hal ini disebabkan karena driver dari sistem operasi (98/Me) yang digunakan tidak ada sehingga memerlukan driver bawaan dari kartu jaringan tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
Klik start pada windows 98/me >> setting >> Control Panel
b) Pemilihan Protocol
Biasanya setelah melakukan instalasi kartu jaringan (LAN Card) dengan baik secara otomatis akan memasukkan protocol TCP/IP dikotak dialog tersebut ( Gambar 21) namun apabila belum maka dapat dilakukan cara-cara berikut:
c) Pengisian IP Address dan Subnetmask
IP Address merupakan alamat komputer yang unik dalam sistem jaringan. Karena dalam sistem jarigan yang dituju adalah IP Address sehingga jika terjadi IP Address yang sama maka kedua komputer cross penggunaan alamat yang sama.
Kelas Alamat IP Address
IP Address dikelompokkan menjadi lima kelas; Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D, dan Kelas E. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP Kelas A dipakai oleh sedikijaringan, tetapi jaringan ini memiliki jumlah host yang banyKelas C dipakai untuk banyak jaringan, tetapi jumlah host sedikit, Kelas D dan E tidak banyak digunakan. Setiap alamat IP terdiri dari dua field, yaitu:
- Field NetId; alamat jaringan logika dari subnet dimana komputer dihubungkan
- Field HostId; alamat device logical secara khusus digunakan untuk mengenali masing-masing host pada subnet.
Pemilihan workgroup untuk menentukan kelompok mana yang kita hubungai. Workgroup dapat juga disebut nama Jaringan yang ada jadi untuk masuk sistem harus menuju ke nama jaringan yang dituju apabila tidak maka juga tidak masuk dalam sistem jaringan tersebut.
Memeriksa, Menguji & Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Perbaikan Konektifitas Jaringan pada PC
Tindakan yang dilakukan setelah konfigurasi sistem selesai dapat dilakukan tindakan akhir yakni:
1) Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan
1) Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan
2) Pengujian konektifitas jaringan
3) Pembuatan laporan hasil perbaikan pekerjaan yang telah
dilakukan
dilakukan
Dengan tindakan-tindakan tersebut diatas
diharapkan perbaikan konektifitas dapat teruji dan handal sehingga tidak
menggangu jaringan yang telah ada. Tindakan-tindakan yang harus
dilakukan untuk mengetahui apakah konektifitas yang telah dilakukan
berhasil dapat dilakukan dengan cara:
A. Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan
Pemeriksaan ulang konektifitas jaringan merupakan tindakan pengecekan
ulang kembali dari proses paling awal yakni:
a) Memeriksa pemasangan kartu jaringan (LAN Card) apakah telah terpasang dengan baik atau tidak
b) Memeriksa Pemasangan konektor Kabel pada hub/switch atau konektor lain tidak mengalami short atau open,
c) Pemasangan konektor tidak longgar
d) Setting dan konfigurasi kartu jaringan secara software telah
benar sesuai dengan ketentuan jaringan sebelumnya baik dari instalasi driver kartu jaringan, Konfigurasi IP Address, Subnet mask dan Workgroup yang digunakan.
benar sesuai dengan ketentuan jaringan sebelumnya baik dari instalasi driver kartu jaringan, Konfigurasi IP Address, Subnet mask dan Workgroup yang digunakan.
Apabila semua telah terpasang dengan baik dan benar maka langkah selanjutnya adalah pengujian konektifitas jaringan.
B. Pengujian konektifitas jaringan
Pengujian atau pengetesan jaringan
dilakukan untuk mengetahui apakah komputer yang kita konektifitaskan
telah berhasil masuk dalam sistem jaringan yang dituju.
Dalam menu network tersebut kita gunakan
Fine Computer dimana kita akan melakukan pencarian berdasarkan nama
komputer yang ada dalam jaringan saat penentuan identification pada saat
penentuan workgroup.
Pada dialog find computer kita mencari
berdasarkan nama komputer yang dicari. Hasil pencarian akan ditampilkan
berupa daftar komputer yang telah sesuai dengan nama yang kita masukkan.
Cara pengujian hasil koneksi jaringan dapat
pula dilakukan dengan cara double klik pada icon Network Neighborhood
akan didapatkan daftar nama komputer yang telah masuk dalam jaringan
sampai saat pengaksesan tersebut.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk
mengetahui apakah komputer tersebut telah terhubung dengan jaringan
adalah dengan masuk pada windows explorer disana akan memberikan
informasi secara lengkap.
Pengujian dapat pula dilakukan dengan
menggunakan Ms Dos untuk melihat konfigurasi pada TCP/IP. Pada windows
Ms Dos ketikkan C:>IPCONFIG/ALL (IP Configuration)
IPCONFIG (IP Configuration) memberikan
informasi hanya pengalamatan TCP/IP pada konputer tersebut saja. Dari
gambar tersebut bahwa komputer tersebut memiliki nomor IP Addres adalah
10.1.1.7 dan Subnet Masknya adalah 255.255.255.0 Untuk informasi yang
lebih lengkap dapat juga dilakukan dengan mengetikkan pada Ms Dos
adalah C:> IPCONFIG/ALL|MORE.
Dari tampilan IPCONFIG secara keseluruhan (all) dapat diperoleh informasi bahwa :
a) Host Name (Nama Komputer) adalah Komp_7
b) Diskripsi Kartu jaringannya adalah menggunakan Realtek
RTL8029(AS) jenis Eternet Adapter.
RTL8029(AS) jenis Eternet Adapter.
c) Physical Adapter adalah 00-02-44-27-25-73
d) IP Addres adalah 10.1.1.7
e) Subnet Masknya adalah 255.255.255.0
Untuk mendeteksi apakah hubungan komputer
dengan jaringan sudah berjalan dengan baik maka dilakukan utilitas ping.
Utilitas Ping digunakan untuk mengetahui konektifitas yang terjadi
dengan nomor IP address yang kita hubungi.
Perintah ping untuk IP Address 10.1.1.1,
jika kita lihat ada respon pesan Replay from No IP Address 10.1.1.1
berarti IP tersebut memberikan balasan atas perintah ping yang kita
berikan. Diperoleh Informasi berapa kapasitas pengiriman dengan waktu
berapa lama memberikan tanda bahwa perintah untuk menghubungkan ke IP
Address telah berjalan dengan baik.
Apabila alamat yang dihubungi tidak aktif atau tidak ada maka akan ditampilkan data Request Time Out (IP Address tidak dikenal).
Berarti komputer tersebut tidak dikenal
dalam sistem jaringan, atau sedang tidak aktif. Setelah melakukan
pengujian pada sistem jaringan setiap komputer telah dapat terhubung
dengan baik. Sistem jaringan tersebut dapat digunakan untuk sharing data
ataupun printer, modem (Internet) dan sebagainya.
Sharing dimaksudkan untuk membuka jalan untuk komputer client lain mengakses atau menggunakan fasilitas yang kita miliki.
Untuk dapat melakukan sharing data dapat dengan cara masuk ke windows explorer pilih data atau directory yang akan disharingkan kemudian klik kanan lalu klik sharing.
Untuk dapat melakukan sharing data dapat dengan cara masuk ke windows explorer pilih data atau directory yang akan disharingkan kemudian klik kanan lalu klik sharing.
Dengan sharing sistem jaringan dapat
menggunakan 1 unit printer untuk mencetak data dari setiap komputer
client sehingga memotong ongkos biaya untuk pembelian printer yang
banyak.
Sebagai contoh sebuah komputer telah
mensharing drive A, C, D, E, G dan sebuah printer canon berarti komputer
tersebut membuka akses untuk setiap komputer dapat melihat, membuka dan
menggunakan fasilitas printer yang ia miliki.
Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh
Layer 7 Switching + Load Balancing = Layer 7 Load Balancing
By:Feb Yudi Effendi 111012098
Modern load balancers (application delivery controllers) blend
traditional load-balancing capabilities with advanced, application aware
layer 7 switching to support the design of a highly scalable, optimized
application delivery network. Here's the difference between the two
technologies, and the benefits of combining the two into a single
application delivery controller.
LOAD BALANCING
Load balancing is the process of balancing load (application requests) across a number of servers. The load balancer presents to the outside world a "virtual server" that accepts requests on behalf of a pool (also called a cluster or farm) of servers and distributes those requests across all servers based on a load-balancing algorithm. All servers in the pool must contain the same content.
Load balancers generally use one of several industry standard algorithms to distribute request. Some of the most common standard load balancing algorithms are:
LAYER 7 SWITCHING
Layer 7 switching takes its name from the OSI model, indicating that the device switches requests based on layer 7 (application) data. Layer 7 switching is also known as "request switching", "application switching", and "content based routing".
A layer 7 switch presents to the outside world a "virtual server" that accepts requests on behalf of a number of servers and distributes those requests based on policies that use application data to determine which server should service which request. This allows for the application infrastructure to be specifically tuned/optimized to serve specific types of content. For example, one server can be tuned to serve only images, another for execution of server-side scripting languages like PHP and ASP, and another for static content such as HTML , CSS , and JavaScript.
Unlike load balancing, layer 7 switching does not require that all servers in the pool (farm/cluster) have the same content. In fact, layer 7 switching expects that servers will have different content, thus the need to more deeply inspect requests before determining where they should be directed. Layer 7 switches are capable of directing requests based on URI, host, HTTP headers, and anything in the application message.
The latter capability is what gives layer 7 switches the ability to perform content based routing for ESBs and XML/SOAP services.
LAYER 7 LOAD BALANCING
By combining load balancing with layer 7 switching, we arrive at layer 7 load balancing, a core capability of all modern load balancers (a.k.a. application delivery controllers).
Layer 7 load balancing combines the standard load balancing features of a load balancing to provide failover and improved capacity for specific types of content. This allows the architect to design an application delivery network that is highly optimized to serve specific types of content but is also highly available.
Layer 7 load balancing allows for additional features offered by application delivery controllers to be applied based on content type, which further improves performance by executing only those policies that are applicable to the content. For example, data security in the form of data scrubbing is likely not necessary on JPG or GIF images, so it need only be applied to HTML and PHP.
Layer 7 load balancing also allows for increased efficiency of the application infrastructure. For example, only two highly tuned image servers may be required to meet application performance and user concurrency needs, while three or four optimized servers may be necessary to meet the same requirements for PHP or ASP scripting services. Being able to separate out content based on type, URI, or data allows for better allocation of physical resources in the application infrastructure.
LOAD BALANCING
Load balancing is the process of balancing load (application requests) across a number of servers. The load balancer presents to the outside world a "virtual server" that accepts requests on behalf of a pool (also called a cluster or farm) of servers and distributes those requests across all servers based on a load-balancing algorithm. All servers in the pool must contain the same content.
Load balancers generally use one of several industry standard algorithms to distribute request. Some of the most common standard load balancing algorithms are:
- round-robin
- weighted round-robin
- least connections
- weighted least connections
LAYER 7 SWITCHING
Layer 7 switching takes its name from the OSI model, indicating that the device switches requests based on layer 7 (application) data. Layer 7 switching is also known as "request switching", "application switching", and "content based routing".
A layer 7 switch presents to the outside world a "virtual server" that accepts requests on behalf of a number of servers and distributes those requests based on policies that use application data to determine which server should service which request. This allows for the application infrastructure to be specifically tuned/optimized to serve specific types of content. For example, one server can be tuned to serve only images, another for execution of server-side scripting languages like PHP and ASP, and another for static content such as HTML , CSS , and JavaScript.
Unlike load balancing, layer 7 switching does not require that all servers in the pool (farm/cluster) have the same content. In fact, layer 7 switching expects that servers will have different content, thus the need to more deeply inspect requests before determining where they should be directed. Layer 7 switches are capable of directing requests based on URI, host, HTTP headers, and anything in the application message.
The latter capability is what gives layer 7 switches the ability to perform content based routing for ESBs and XML/SOAP services.
LAYER 7 LOAD BALANCING
By combining load balancing with layer 7 switching, we arrive at layer 7 load balancing, a core capability of all modern load balancers (a.k.a. application delivery controllers).
Layer 7 load balancing combines the standard load balancing features of a load balancing to provide failover and improved capacity for specific types of content. This allows the architect to design an application delivery network that is highly optimized to serve specific types of content but is also highly available.
Layer 7 load balancing allows for additional features offered by application delivery controllers to be applied based on content type, which further improves performance by executing only those policies that are applicable to the content. For example, data security in the form of data scrubbing is likely not necessary on JPG or GIF images, so it need only be applied to HTML and PHP.
Layer 7 load balancing also allows for increased efficiency of the application infrastructure. For example, only two highly tuned image servers may be required to meet application performance and user concurrency needs, while three or four optimized servers may be necessary to meet the same requirements for PHP or ASP scripting services. Being able to separate out content based on type, URI, or data allows for better allocation of physical resources in the application infrastructure.
Sabtu, 29 September 2012
Komunikasi Data dan Jaringan
Komunikasi Data dan
Jaringan
Oleh:Feb Yudi Effendi(111012098)
Komputer jaringan komputer:
1.
Komputer adala Perangakat
elektronika yang berfungsi untuk menerima input untuk di proses/diolah dan
menghasilkan output berupa
inforfamasi/data. (Destop,laptop,palm,tablet)
2.
Nic(network interface card)
3.
Network device:=>perangkat
penghubung jaringan,(router,hub,switch).
4.
Media transmisi:=>cara
penyipanan data(wire,wireless).
5.
Network operating system:=>sistem
operasi yang mengatur hubungan jaringgan.
Pengkodean
sinyal dan data analog dan di digital
Sinyal analog berbentuk
gelombang,sedangkan sinyal digital turun
naik.
Logika merubah sinyal:
TX->modem untuk merubah
data menjadi sinyal analog->modulasi->modem untuk merubah menjadi snyal
digital->RX
Nic dan
perangkat penghubung komputer
NIC=Kartu antar
jaringan(interface)
·
Ethernet=10 mbps
·
Fast ethernet=100mbps
·
Qiqa bite ethernet=1000mbps
NIC/Chipset=> mac
address/alamat fisik formatnya menggunakan bilangan hex(12 digit).
·
<0->1, biner(2)>
·
<0->9,decimal(10)>
·
<o->9+a->f,hex(16)>
·
C:> IP Config/all
Perangkat penghubung
jaringan:
a. Hub,ada
di layar 1,cara kerja lambat,tidak aman,hanya bisa melakukan pengiriman
sekali,jalurnya padat,bersifat broad care.
b. Switch,ada
di layar 2,cara kerja cepat,aman,punya jalur sendiri,satu arah,mengirim data
secara minichace(ketujuan saja) karna ada room yang menyimpan data mac address
di beberapa komputer.
c. Bridge
,ada di layar 2,menghubungkan dalam satu network.
d. Routher
,menghubungkan 2 jaringan yang berbeda.
e. Modem
,merubah sinyal analog menjadi sinyal digital tau sebaliknya.
f. Access
point,untuk wireless yang bersifat broke chace.
Media transmisi(wire)
Wire àmedia transmisi dengan menggunakan kabel.
Wire /kabel yang digunakan
untuk jaringan:
v Coaxial=kabel
antene(180 mgps),kecepatannya10 mbps,sudah tidak di pakai lagi karna tidak bisa
di kembangkan.
v UTP/STP
(kabelnya 4 pair/8 kabel,panjang kabelnya 100 meter),kecepatannya 100
mbps,umumnya di pakai di katagori 6A karena memakai pembatasan untuk mengurangi
noise.
v Fiber
Optik
Pemasangannya:Rj
45{conecctor}=====èRj
45{conecctor}
Perberdaan UTP/STP:
·
UTPàtidak perlu pakai pelindung
·
STPàpake pelindung
UTP/STP terdiri atas 4
warna:
a)
Orange, pasangannya putih
b)
Hijau,pasangannya putih
c)
Biru, pasangannya putih
d)
Coklat, pasangannya putih
Konsep pemasangan:
v (TIA/EIA
568 A)èHijau[1,2]-orenge[3,6]-biru[4,5]-coklat[7,8].
v (TIA/EIA
568 B)èOrenge[1,2]-hijau[3,6]-biru[4,5]-coklat[7,8].
v [A]=====Straight====[A]àuntuk
menghubungkan antara komputer dan switch.
v [A]=====cross====[B]àuntuk
menghubungkan 2 komputer secara langsung.kabel cross biasanya di gunakan dari
PC ke PC.
Auto mdi-x:hanya
membutuhkan 4 buah port yaitu,1,2,3,6.Power open ethernet(POE), digunakan untuk port 4,5 positif dan 7,8 negatif.
Fiber optikèkelebihan
kelebihan tidak ada interprensi.
Ad.fiber optik
1.
Multi mode(mm)à50/125mikron--->62,5/125mikron,jarak
450 M /ukuran besar.
2.
Single mode(sm)à62,5/125mikron,jarak
40 km / ukuran kecil.
Connectornya:Rj
45,ST,SC,LC.
Media transmisi
wireless/unguide:
1.
Infared(PAN)/irda,max jaraknya 10
m,LOS(line on side).
2.
Blue tooth,frekuensinya 2,4 Ghz
3.
WIFI digunakan untuk LAN,standarnya
EEE 802.11,area jangkauannya tidak terlalu luas(max 400 M).
Standart[a,b,g,n,ac],frekuensi[5,2.4,2.4,2.4,2.4/5,2.4/5Ghz],bandwitch[54mbps,11mbps(2mega),54mbps
(10 mega),600mbps(MIMO),1 Gbps(MIMO).
Untuk standar a,b dan g
menggunakan 1 antena,n menggunakan 2 antena,ac menggunakan 16 antena.
Ada 3 jenis antena RF
yaitu:
v Omni
directional(360 derjat)
v Bidirectional(120
derjat)
v Unidirectional(bisa
di bagi 4 atau 6)
4.
Wimax(Man)/Kota,standarnya EEE
802.16
5.
Satelite(Wan)/Dunia,kelemahanya:mengirim
data(up) lambat.
Network
operating system
Driver:àprogram
pendek untuk mendrekresi perangka” tambaha n yang tidak di kenal langsung oleh
system operasi.
Layanan
jaringan atau service jaringan:
1.
Voip: voice open internet
protocol
2.
Remote destop
3.
Web àpengambilan informasi yang kita perlukan yang
di sharing oleh orang” yang ada di dunia.contohnnya:www.facebook.com dengan
port 80.
4.
DNS:domain server
5.
Mail server
OSI 7 LAYER
OSI 7 :èsebuah
konsep yang di gunakan untuk konsep dasar supaya pendor” yang berbeda dapat
terkoneksi dalam jaringan.
ApplicationèTCP/IP=4
LAYER
Presentation(ABCD=ASCI)
Session
Transport(gambran)
Network(paket)
Data link(frame)
Physical
NATèNETWORK
ADDRESS TRANSLATION
Sabtu, 20 Oktober 2012
Remote Destop di Window XP
Remote desktop di windows XP
Di windows XP terdapat fasilitas yang dinamakan Remote Desktop Connection.
Apa kegunaannya? fasilitas ini berfungsi untuk mengendalikan komputer
yang berada di jaringan, seolah olah komputer yang dikendalikan
tersebut berada satu komputer dengan komputer yang sedang anda gunakan.
Prinsipnya
mirip seperti trojan pada jaman dulu, dimana anda bisa mengendalikan
komputer jarak jauh, tetapi bedanya dengan trojan anda harus mempunyai
account yang sah pada komputer yang hendak anda remote.
Software semacam ini sering disebut software remote control,
selain Remote Desktop Connection bawaan windows masih banyak software
remote control lainnya antara lain Radmin, RealVNC, TightVNC, UltraVNC,
pcAnywhere, dan lain lain. Pada artikel ini saya akan menjelaskan cara
menggunakan Remote Desktop Connection di windows XP.
Untuk
menjalankan Remote Desktop, pada komputer host (komputer yang hendak
di-remote) perlu disetting terlebih dahulu, berikut ini langkah
langkahnya :
- buka Control Panel (Category View)
- pilih Performance and Maintenance
- pilih System
- maka akan muncul System Properties
- klik tab Remote
- lihat bagian Remote Desktop
- lalu centang Allow users to connect remotely to this computer
- klik Apply lalu Ok
Perlu diingat anda membutuhkan sebuah
user account (beserta passwordnya) pada komputer host untuk bisa
me-remote komputer tersebut dari komputer client. Untuk menambahkan user
yang diizinkan melakukan remote, klik tombol Select Remote Users.
Nah,
sekarang pada computer client anda bisa login untuk mengendalikan
komputer host. Caranya buka menu Start > All Programs >
Accessories > Communications > Remote Desktop Connection. Maka
akan muncul tampilan berikut.
Disini
anda wajib mengisi alamat IP komputer host, username dan password
account anda. Pada isian domain anda bisa mengisikan nama komputer
host, tetapi isian ini boleh dikosongkan.
Jika anda menggunakan jaringan kabel LAN, klik tab Experience lalu centang bagian Desktop background supaya background dari komputer yang diremote bisa muncul.
Untuk memulai koneksi klik tombol Connect, jika semuanya lancar maka seharusnya desktop komputer host akan muncul dihadapan anda sekarang.
Sabtu .3 November 2012
Perbedaan Antara RISC dengan CISC
Perbedaan Antara RISC dengan CISC
Tabel Perbandingan RICS dengan CISC
Fitur | RICS | PC/Desktop CISC |
Daya | Sedikit ratusan miliwatt | Banyak watt |
Kecepatan Komputasi | 200-520 MHz | 2-5 GHz |
Manajemen Memori | Direct, 32 bit | Mappped |
I/O | Custom | PC berbasis pilihan via BIOS |
Environment | High Temp, Low EM Emissions | Need Fans, FCC/CE approval an issue |
Struktur Interupsi | Custom, efisien, dan sangat cepat | Seperti PC |
Port Sistem Operasi | Sulit, membutuhkan BSP level rendah. | Load and Go |
Complex Instruction Set Computing (CISC)
Complex Instruction Set Computing (CISC) atau kumpulan instruksi komputasi kompleks. Adalah suatu arsitektur komputer dimana setiap instruksi akan menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti pengambilan dari memori (load), operasi aritmatika, dan penyimpanan ke dalam memori (store) yang saling bekerja sama. Tujuan utama dari arsitektur CISC adalah melaksanakan suatu instruksi cukup dengan beberapa baris bahasa mesin yang relatif pendek sehingga implikasinya hanya sedikit saja RAM yang digunakan untuk menyimpan instruksi-instruksi tersebut. Arsitektur CISC menekankan pada perangkat keras karena filosofi dari arsitektur CISC yaitu bagaimana memindahkan kerumitan perangkat lunak ke dalam perangkat keras.
Arsitektur RISC ketika menjalankan instruksi “MULT” maka akan dibagi menjadi 3 instruksi yaitu :
- LOAD, digunakan untuk memindahkan data dari memori ke register.
- PROD, digunakan untuk melakukan operasi perkalian yang berada di dalam register.
- STORE, digunakan untuk memindahkan data dari register ke memori yang benar.
LOAD A, 2:3
LOAD B, 5:2
PROD A, B
STORE 2:3, A
“RISC dimaksudkan untuk menyederhanakan rumusan perintah sehingga lebih efisien dalam penyusunan kompiler yang ada.”“RISC dimaksudkan untuk mengurangi jumlah siklus/detik setiap instruksi dibayar dengan bertambahnya jumlah instruksi per program.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar